Welcome to My Blog!

This is Bangkit Wira Site
Follow Me

Konsep Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan

Sastra

(Sanskerta: शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar śās- yang berarti “instruksi” atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
A. Dilihat dari Pendekatan Kesusastran
Ilmu Budaya Dasar awalnya dinamakan Basic Humanities yang berasal dari bahasa latin, yaitu humanus, yang berati manusiawi, berbudaya, dan halus. Hampir setiap jaman, seni termasuk sastra memegang peranan yang penting karena seni merupakan ekspresi dari nilai-nilai kemanusiaan. Dibandingkan dengan cabang the humanities yang lain, seperti ilmu bahasa, seni memegang peranan yang penting, karena nilai-nilai kemanusiaan yang disampaikannya bersifat normatif. Seni lebih mudah berkomunikasi, karena nilai-nilai yang disampaikan lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya. Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama adalah karena sastra menggunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia dalam usahanya memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa.
Manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan inilah yang mempermudahkan sastra untuk berkomunikasi. Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sastra juga didukung oleh cerita agar orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengungkapkan gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.
B. Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan Prosa

Prosa biasa dikenal dengan fiksi dan sering diartikan sebagai cerita rekaan. Di dalam kesusastraan bahasa Indonesia, ada dua macam prosa yaitu:

Prosa lama:
1.  dongeng
2.  hikayat
3.  sejarah
4.  epos
5.  cerita pelipur lara

Prosa baru:
1.  cerita pendek: Suatu bentuk prosa naratif fiktif,cenderung padat dan langsung pada tujuannya,mengandalkan teknik teknik sastra seperti tokoh,plot,tema bahasa dan insight.
2.  roman / novel: Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif,biasanya berbentuk cerita.
3.  biografi: Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
4. kisah: Satuan naratif yang seringkali dibedakan dari cerita,seperti “Kisah Abdullah dari Singapura ke Kelantan”.
5.  otobiografi: Biografi yang ditulis oleh subyeknya (dikarang bersama dengan penulis lain disebutkan sebagai “sebagaimana” atau “dengan”).
C. Nilai yang Terkandung dalam Prosa Fiksi

Sebagai seni yang berpondasi cerita, pasti dan harus dalam karya sastranya mengandung nilai-nilai moral, pesan, dan berbagai cerita. Adapun point-point yang dapat kita peroleh melalui membaca prosa, antara lain :
1.  prosa fiksi memberikan rasa gembira atau senang
2.  prosa fiksi memberikan suatu informasi didalamnya
3.  prosa fiksi memberikan warisan budaya
4.  prosa dapat memberikan suatu penyesuaian wawasan.
D. Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan Puisi
Puisi adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk tambahan kualitas estetiknya. Puisi merupakan rangkaian kata-kata indah yang penuh makna, apalagi jika benar-benar diresapi dalam membacanya.Puisi termasuk dalam seni sastra, sedangkan sastra merupakan bagian dari kesenian, dan kesenian itu sendiri merupakan bagian dari kebudayaan. Jika kita pikirkan, puisi adalah rangkaian kata-kata yang membentuk beberapa kalimat yang penuh dengan makna yang diekspresikan oleh sang penyair dalam bentuk tulisan maupun ekspresi dari puisi yang dibacakan. Didalam Ilmu Budaya dasar kita menemukan penyajiaan puisi, adapun yang mendasarinya, yaitu:
1. adanya hubungan didalam pembuataan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2. adanya suatu rasa insyaf atau sebuah kesadaran seseorang dari suatu kejadian.
3. puisi dan keinsyafan sosial